Rabu, 23 Februari 2011

2 Hal yang Membuat Kita Tidak Bersyukur Dengan Keadaan Kita Sekarang


Pertama :

Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki.

Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik. Tapi anda masih merasa kurang. Pikiran anda dipenuhi target dan keinginan.

Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yg mendatangkan lebih banyak uang.

Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan.

Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapa pun banyak yang kita miliki, kita tak pernah menjadi "KAYA" dalam arti yang sesungguhnya.


Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang ''kaya''.

Orang yang ''kaya'' bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki.

Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram.

Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yg sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup.

Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.

Seorang pengarang pernah mengatakan, ''Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi.'' Ini perwujudan rasa syukur.



Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah :

Kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung.

Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.


Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.

Ada sebuah kisah mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia.

Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab,

''Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup di tanah seberang."

"Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga.''



Bersyukurlah!

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu ...
Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar ...

Bersyukurlah untuk masa-masa sulit ...
Di masa itulah kamu tumbuh ...

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu ...
Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang ...

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru ...
Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu ...

Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat ...
Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga ...

Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih ...
Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan ...

Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik ...
Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut ...

Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif  ...
Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu ...

Hotel Anti Bencana, Tiru Bahtera Nabi Nuh

Ancaman pemanasan global, saat ketinggian permukaan laut diperkirakan naik secara ekstrim dan menenggelamkan sebagian planet Bumi, menjadi inspirasi perusahaan arsitektur Rusia, Remistudio.

Dalam program arsitektur penanggulangan bencana International Union of Architects, Remistudio merancang sebuah hotel yang bisa berperan sebagai bahtera penyelamat, kalau-kalau bencana dahsyat terjadi. Namanya, Ark Hotel. Bisa didirikan di laut atau darat.

Hotel Terapung 3

Ini mungkin terdengar seperti perpaduan kisah bahtera Nabi Nuh dan cerita film fiksi ilmiah tahun 1970-an. Namun, hotel berbentuk kerang ini  memang didesain tahan banjir akibat kenaikan ekstrim permukaan air laut dan juga terhadap gelombang.

Ark Hotel dapat mengapung dan timbul secara otomatis di permukaan air. Tak hanya itu, hotel ini juga tahan gempa, dan bisa didirikan di daerah yang berbahaya secara seismik.

Arsiteknya mengklaim, desain yang terdiri dari konstruksi busur dan kabel dengan bantalan bisa  mendistribusikan berat secara merata saat terjadi lindu.

Selain itu, struktur bawah tanahnya berbentuk tempurung, tanpa tepian atau sudut.  Hotel raksasa yang mengambang ini diklaim juga sebagai 'biosfer', surga yang nyaman bagi para penghuninya, bahkan saat bencana sekalipun.

Desain hotel futuristik ini menggunakan panel matahari dan instalasi pengumpul air hujan, menjamin ketersediaan energi, juga air bagi para penghuninya.

Lingkungan yang mirip rumah kaca juga memungkinkan tanaman tumbuh subur, membantu meningkatkan kualitas udara dan juga menyediakan makanan.

Selain itu, strukturnya yang tembus pandang membuatnya hemat energi di siang hari. Cukup memanfaatkan energi matahari. Untuk memastikan kualitas cahaya, bingkai kaca dilengkapi pembersih otomatis.

Hotel Terapung 1

Menurut Alexander Remizov dari Remistudio, ada dua pertimbangan utama dalam desain ini.

"Pertama, meningkatkan pengamanan dan pencegahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim dan perubahan iklim. Yang kedua adalah melindungi lingkungan alam dari aktivitas manusia," kata dia, seperti dimuat Daily Mail.

Bahtera ini juga dimaksudkan untuk menjawab tantangan lingkungan global saat ini. Juga untuk mendukung sistem pertahanan hidup. 

"Semua tanaman dipilih yang sesuai, efisiensi pencahayaan, dan produksi oksigen. Juga bertujuan untuk menciptakan ruang yang menarik dan nyaman," kata dia.

Remizov menambahkan, atap hotel yang transparan menjamin ada cukup cahaya bagi tanaman dan untuk menerangi interior.

Hotel Terapung 2

Perancangnya mengklaim, Ark Hotel bisa didirikan hanya dalam waktu beberapa bulan di seluruh bagian dunia. "Bagian-bagiannya bisa disatukan dalam waktu tiga sampai empat bulan," kata Remizov.

Hingga kini hotel ini masih berbentuk rancangan, para arsiteknya sedang mencari investor untuk membuatnya nyata. Selain jadi hotel yang nyaman untuk rehat, Ark Hotel bisa menjelma menjadi lokasi pengungsian di masa depan.

Selasa, 22 Februari 2011

NGGAK DAKWAH, NGGAK UNTUNG….

Entah bagaimana caranya, selalu saja ada jalan kemudahan yang diberikan oleh Allah. Jalan yang tak terduga-duga. Sehingga saya seringkali merasa menjadi manusia yang sangat beruntung. Saya di kampus, bukan kategori “manusia pintar”, bukan pula masasiswa yang telaten atau rajin dan beretika baik, punya relationship yang mantap, punya kekayaan segudang. Nggak! Tapi entah kenapa saya merasa begitu dimudahkan….
“beruntung!” itu yang disematkan oleh kawan-kawan kepada nasib yang saya jalani.
… kebetulankah? Nggak, saya yakin ini adalah sebuah nikmat dari Allah. Dan saya yakin ini adalah bagian nikmat dari dakwah…. Yah, meski dengan dakwah yang terlampau ecek-ecek… namun Allah memang Maha Kasih dan Maha Sayang. Di ke’ecek-ecek’an itu Allah sudah memberi ganjaran yang luar biasa.
Dan saya termasuk orang yang percaya seseorang diberi ganjaran sesuai apa yang dikerjakannya.
Bayangkan seandainya saya melakukan lebih semangat lagi.. bukan ecek-ecek lagi? Wuahhh… ini aja sudah enak banget. Apalagi bila dakwahnya lebih mantap, keberuntungannya jauh lebih mantap lagi. Pastinya!
***
“Yakin, keberuntunganmu selama ini karena dakwah?” Tanya seorang teman
“Jelas yakin dong! Jelas saya beruntung bukan karena saya lahir bulan Desember dan dinaungi bintang sagitarius, dibayang-bayangi shio tikus, dan secara feng shui susunan nama saya dan apa yang saya lakoni sudah tepat….”
“… bila bukan karena hal-hal ‘najis’ di atas, maka harus ada variabel yang menjadi penyebab keberuntungan tadi. Maka izinkan saya mengutipnya langsung dari kalam suci Allah di QS Ali Imran ayat 104:
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung (QS. Ali Imron: 104).
“Disini sudah jelas! Dakwah adalah sebuah variabel utama penentu keberuntungan seseorang!”
Sehingga, tegas saya seraya berseloroh, ketika ada orang mencari peruntungan atau minta diramalkan peruntungannya maka kita sudah bisa mengasih ramalannya…
“Mbah, tolong ramalkan keberuntungan saya di tahun ini…… saya scorpio mbah, shio kuda.. kira-kira jenis usaha apa yang cocok supaya saya bisa untung di tahun babi ini mbah?”
“Hmmm… hmmmm… “ si mbah berdehem
“Gimana kalau dagang emas mbah?”
“Nggak?”
“Buat showroom mobil?”
“Nggak bikin untung”
“makelar tanah?”
“nggak juga”
“lalu apa mbah?”
“Dakwah! Karena berdasarkan Quran surah AliImran 104, dengan dakwahlah kamu bisa beruntung… bukan yang lain…!”
Hehehehe…..


Sumber : http://doktermudaliar.wordpress.com/category/dakwah/

ISTIQAMAH

“Ada satu kata yang begitu mudah diucapkan namun menjadi begitu berat ketika dilaksanakan. Kata itu adalah: istiqamah.”
Salah satu kalimat yang saya kenang dari musyrif saya, (semoga dimanapun engkau berada saat ini, Allah senantiasa melimpahkan rahmatNya)
“ Sehingga ana masih belum merasa aman, melihat kondisi ana dan antum saat ini. Iblis tidak akan rela membiarkan kita tenteram di jalan ini. Maka dengan segala cara dia akan menggoyahkan, membelokkan kita. Sungguh, saat ini mungkin kita adalah orang yang aktif di dakwah… tapi siapa yang menjamin esok hari, bulan depan, tahun depan kita masih setia di jalan ini? Dan siapa yang menjamin, jangan-jangan di saat keterpurukan itulah Allah mencabut nyawa kita. Wallahi… ana baru akan merasa tenang bila ana dan antum mati dalam keadaan berada di jalan perjuangan ini..”
Dan saya menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri… satu persatu sahabat satu perjuangan berjatuhan di jalan mulia ini.. mereka yang pada awalnya begitu gagah, pada akhirnya tak lebih dari pecundang.
“… tantangan hidup terlalu berat, sobat..” kata yang satu.
“Ngapaiiin ngurusin umat, ngurusin diri sendiri saja susahnya minta ampun” yang lain menyambung.
“Susah membagi waktunya, saya harus kuliah, kerja juga…”
“.. terlalu mengekang… saya tak sanggup”
“saya ingin merasakan jadi orang biasa-biasa saja”
Allah… batin saya menangis keras. Demi Allah, sungguh! Dakwah sama sekali tak memerlukan kalian, justru kalianlah yang memerlukan dakwah! Dan terhinalah kalian, karena telah meninggalkan kemuliaan ini, …
Saya, tak berarti merasa menjadi digdaya, nih lihat.. saya hebat… masih bisa aktif di tengah kesibukan saya… Wallahi.. bukan..! justru saya merasa semakin ngeri seraya gelayutan pertanyaan membayang di benak saya: akankah saya jatuh ke dalam kehinaan serupa? Na’udzubillah.. ya Allah jagalah saya…
***
Ketika ingin membahas masalah istiqamah ini, sebelumnya saya telah mengumpulkan banyak referensi tentangnya, mulai dari pengertian, pendapat-pendapat para ulama, dalil-dalil, sampai cara dan langkah agar tetap istiqamah. Namun, entah kenapa pada akhirnya saya urung untuk membahasnya secara lebih terperinci. Bukan, bukan karena saya tak menganggap itu perlu. Namun karena pada akhirnya saya menemukan dua kalimat pamungkas yang bisa merangkum semua isi referensi tersebut. Sebuah hadits mulia dari Rasul Mulia dan sebuah ayat yang teramat Mulia dari Dzat Allah yang Maha Mulia
Sebuah hadits cuplikan episode penggambaran teladan yang luar biasa tentang istiqamah dari Rasulullah, saat dia ditawari oleh pembesar Quraisy dengan iming-iming dunia dengan syarat meninggalkan dakwah.
Apa sahut beliau?
“Demi Allah, hai pamanku. Seandainya mereka letakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku supaya aku meninggalkan perkara dakwah ini, tiadalah akan aku tinggalkan sampai Allah memenangkan dakwah atau aku binasa karenanya.”
Benar engkau wahai rasul kekasih Allah, dan cukuplah episodemu itu menjadi cahaya pemandu kami agar tak seinci pun berbelok dari jalan ini.

Sumber : http://doktermudaliar.wordpress.com/