Selasa, 22 Februari 2011

ISTIQAMAH

“Ada satu kata yang begitu mudah diucapkan namun menjadi begitu berat ketika dilaksanakan. Kata itu adalah: istiqamah.”
Salah satu kalimat yang saya kenang dari musyrif saya, (semoga dimanapun engkau berada saat ini, Allah senantiasa melimpahkan rahmatNya)
“ Sehingga ana masih belum merasa aman, melihat kondisi ana dan antum saat ini. Iblis tidak akan rela membiarkan kita tenteram di jalan ini. Maka dengan segala cara dia akan menggoyahkan, membelokkan kita. Sungguh, saat ini mungkin kita adalah orang yang aktif di dakwah… tapi siapa yang menjamin esok hari, bulan depan, tahun depan kita masih setia di jalan ini? Dan siapa yang menjamin, jangan-jangan di saat keterpurukan itulah Allah mencabut nyawa kita. Wallahi… ana baru akan merasa tenang bila ana dan antum mati dalam keadaan berada di jalan perjuangan ini..”
Dan saya menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri… satu persatu sahabat satu perjuangan berjatuhan di jalan mulia ini.. mereka yang pada awalnya begitu gagah, pada akhirnya tak lebih dari pecundang.
“… tantangan hidup terlalu berat, sobat..” kata yang satu.
“Ngapaiiin ngurusin umat, ngurusin diri sendiri saja susahnya minta ampun” yang lain menyambung.
“Susah membagi waktunya, saya harus kuliah, kerja juga…”
“.. terlalu mengekang… saya tak sanggup”
“saya ingin merasakan jadi orang biasa-biasa saja”
Allah… batin saya menangis keras. Demi Allah, sungguh! Dakwah sama sekali tak memerlukan kalian, justru kalianlah yang memerlukan dakwah! Dan terhinalah kalian, karena telah meninggalkan kemuliaan ini, …
Saya, tak berarti merasa menjadi digdaya, nih lihat.. saya hebat… masih bisa aktif di tengah kesibukan saya… Wallahi.. bukan..! justru saya merasa semakin ngeri seraya gelayutan pertanyaan membayang di benak saya: akankah saya jatuh ke dalam kehinaan serupa? Na’udzubillah.. ya Allah jagalah saya…
***
Ketika ingin membahas masalah istiqamah ini, sebelumnya saya telah mengumpulkan banyak referensi tentangnya, mulai dari pengertian, pendapat-pendapat para ulama, dalil-dalil, sampai cara dan langkah agar tetap istiqamah. Namun, entah kenapa pada akhirnya saya urung untuk membahasnya secara lebih terperinci. Bukan, bukan karena saya tak menganggap itu perlu. Namun karena pada akhirnya saya menemukan dua kalimat pamungkas yang bisa merangkum semua isi referensi tersebut. Sebuah hadits mulia dari Rasul Mulia dan sebuah ayat yang teramat Mulia dari Dzat Allah yang Maha Mulia
Sebuah hadits cuplikan episode penggambaran teladan yang luar biasa tentang istiqamah dari Rasulullah, saat dia ditawari oleh pembesar Quraisy dengan iming-iming dunia dengan syarat meninggalkan dakwah.
Apa sahut beliau?
“Demi Allah, hai pamanku. Seandainya mereka letakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku supaya aku meninggalkan perkara dakwah ini, tiadalah akan aku tinggalkan sampai Allah memenangkan dakwah atau aku binasa karenanya.”
Benar engkau wahai rasul kekasih Allah, dan cukuplah episodemu itu menjadi cahaya pemandu kami agar tak seinci pun berbelok dari jalan ini.

Sumber : http://doktermudaliar.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar